Abad
ke 21, banyak konsumen yang pada menginginkan sesuatu yang praktis dan mudah
untuk dilaksanakan. Dalam hal ini yang paling utama adalah di bidang pangan,
dimana konsumen menginginkan suatu kemudahan dalam memperoleh dan mengolah
makanan tanpa harus membuang waktu. Dengan adanya kejadian seperti ini produsen
makanan selalu berlomba dan terus melakukan pengembangan makanan yang ada.
Keberadaan jamur tiram pada awalnya
banyak ditemukan tumbuh liar di hutan, kebun, bahkan tumbuh di kayu yang sudah
lapuk. Sejalan dengan permintaan pasar yang terus meningkat, maka beberapa
jamur dibudidayakan di Indonesia. Sebagai bahan makanan, jamur memiliki
kelebihan dibandingkan dengan bahan makanan lainnya. Kelebihan jamur terletak
pada kandungan gizinya yang tinggi dan cita rasanya yang lezat. Jamur tiram mengandung protein sebanyak 19 – 35 % dari berat kering
jamur, dan karbohidrat sebanyak 46,6 – 81,8
%. Selain itu jamur tiram mengandung tiamin atau vit. B1, riboflavin atau vit.B2, niasin, biotin serta beberapa garam
mineral dari unsur-unsur Ca, P, Fe, Na, dan K dalam komposisi yang seimbang. Bila dibandingkan dengan daging ayam yang
kandungan proteinnya 18,2 gram,
lemaknya 25,0 gram, namun karbohidratnya 0,0 gram, maka kandungan gizi
jamur masih lebih lengkap sehingga tidak salah apabila dikatakan jamur merupakan bahan pangan masa depan. Jamur tiram
juga bermanfaat dalam menurunkan kolestrol dalam darah dan memiliki kandungan
serat mulai 7,4% sampai 24,6% yang sangat baik bagi pencernaan. Ketersediaan bahan baku dan kandungan gizi didalamnya membuat prospek
pengolahan jamur mendapat respon yang baik dari masyarakat. Agroindustri snack
jamur tiram di masyarakat cukup cerah dan pangsa pasar penerima hasil produksi
juga terbuka lebar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar